Ronin adalah samurai tanpa tuan yang hidup di zaman feodal Jepang, biasanya karena kehilangan tuannya akibat kematian atau kejatuhan klan. Mereka dianggap sebagai individu yang terbuang dari sistem hierarki samurai dan harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.

Salah satu ronin paling terkenal dalam sejarah Jepang adalah Miyamoto Musashi, seorang pendekar pedang yang dikenal karena keahliannya dalam duel serta strategi bertarungnya yang luar biasa. Musashi menulis buku terkenal berjudul Gorin no Sho (Kitab Lima Cincin) yang berisi filosofi dan teknik bertarung yang masih dipelajari hingga saat ini.
Pada akhir era samurai, terutama ketika periode Meiji dimulai, sistem feodal yang selama berabad-abad menjadi landasan kehidupan di Jepang mulai dihapuskan. Kaisar Meiji melakukan modernisasi besar-besaran dengan menghilangkan kelas samurai dan menggantinya dengan angkatan bersenjata modern. Akibatnya, banyak samurai, termasuk para ronin, kehilangan status sosial mereka dan harus mencari cara baru untuk bertahan hidup. Beberapa ronin menjadi tentara bayaran, pengawal pribadi, pedagang, atau bahkan penjahat karena tidak memiliki pilihan lain.
Kisah tentang ronin terakhir sering kali dikaitkan dengan perubahan zaman yang mengakhiri era samurai secara keseluruhan. Salah satu cerita paling terkenal tentang ronin adalah kisah 47 Ronin, yang menceritakan para samurai tanpa tuan yang membalas dendam atas kematian pemimpin mereka sebelum akhirnya melakukan seppuku (ritual bunuh diri) sebagai bentuk kesetiaan terakhir mereka. Kisah ini menjadi simbol kehormatan dan kesetiaan yang tetap dikenang dalam budaya Jepang hingga kini. Dengan semakin majunya Jepang ke arah modernisasi, peran samurai dan ronin semakin menghilang, digantikan oleh sistem yang lebih terstruktur dan berbasis hukum. Namun, warisan mereka tetap hidup dalam sejarah, sastra, dan seni bela diri Jepang.
Berita lain dapat ditemukan disini